Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatu...
Ketemu lagi bersama saya Nizam Takdirsyah, tapi sekarang saya ingin memperkenalkan pada kalian tentang daerah asal ku, Ok langsung saja yah gan :D
1. Sejarah Kota Bima
Sangat penting sekali kita mengetahui sejarahnya Kota Bima karna dengan sejarah kita bisa mengetahui bagai mana Kota bima itu berdiri dan menjalankan pemerintahan.
Istana Kerajaan Bima (diambil dari pintu masuk) |
Bima atau yang disebut juga dengan Dana
Mbojo telah mengalami perjalanan panjang dan jauh mengakar ke dalam
Sejarah. Menurut Legenda sebagaimana termaktub dalam Kitab BO (Naskah
Kuno Kerajaan dan Kesultanan Bima), kedatangan salah seorang musafir dan
bangsawan Jawa bergelar Sang Bima di Pulau Satonda merupakan cikal
bakal keturunan Raja-Raja Bima dan menjadi permulaan masa pembabakan
Zaman pra sejarah di tanah ini. Pada masa itu, wilayah Bima terbagi
dalam kekuasaan pimpinan wilayah yang disebut Ncuhi. Nama para Ncuhi
terilhami dari nama wilayah atau gugusan pegunungan yang dikuasainya.
Ada lima orang ncuhi yang tergabung
dalam sebuah Federasi Ncuhi yaitu, Ncuhi Dara yang menguasai wilayah
Bima bagian tengah atau di pusat Pemerintah. Ncuhi Parewa menguasai
wilayah Bima bagian selatan, Ncuhi Padolo menguasai wilayah Bima bagian
Barat, Ncuhi Banggapupa menguasai wilayah Bima bagian Timur, dan Ncuhi
Dorowuni menguasai wilayah Utara. Federasi tersebut sepakat mengangkat
Sang Bima sebagai pemimpin. Secara De Jure, Sang Bima menerima
pengangkatan tersebut, tetapi secara de Facto ia menyerahkan kembali
kekuasaannya kepada Ncuhi Dara untuk memerintah atas namanya.
Pada perkembangan selanjutnya, putera
Sang Bima yang bernama Indra Zambrut dan Indra Komala datang ke tanah
Bima. Indra Zamrutlah yang menjadi Raja Bima pertama. Sejak saat itu
Bima memasuki Zaman kerajaan. Pada perkembangan selanjutnya menjadi
sebuah kerajaan besar yang sangat berpengaruh dalam percaturan sejarah
dan budaya Nusantara. Secara turun temurun memerintah sebanyak 16 orang
raja hingga akhir abad 16.
Fajar islam bersinar terang di seluruh
Persada Nusantara antara abad 16 hingga 17 Masehi. Pengaruhnya sagat
luas hingga mencakar tanah Bima. Tanggal 5 Juli 1640 Masehi menjadi
saksi dan tonggak sejarah peralihan sistem pemerintahan dari kerajaan
kepada kesultanan. Ditandai dengan dinobatkannya Putera Mahkota La Ka’i
yang bergelar Rumata Ma Bata Wadu menjadi Sultan Pertama dan berganti
nama menjadi Sultan Abdul Kahir (kuburannya di bukit Dana Taraha
sekarang). Sejak saat itu Bima memasuki peradaban kesultanan dan
memerintah pula 15 orang sultan secara turun menurun hingga tahun 1951.
Masa kesultanan berlangsung lebih dari
tiga abad lamanya. Sebagaimana ombak dilautan, kadang pasang dan kadang
pula surut. Masa-masa kesultanan mengalami pasang dan surut disebabkan
pengaruh imperialisme dan kolonialisme yang ada di Bumi Nusantara. Pada
tahun 1951 tepat setelah wafatnya sultan ke-14 yaitu sultan Muhammad
Salahudin, Bima memasuki Zaman kemerdekaan dan status Kesultanan Bima
pun berganti dengan pembentukan Daerah Swapraja dan swatantra yang
selanjutnya berubah menjadi daerah Kabupaten.
Pada tahun 2002 wajah Bima kembali di
mekarkan sesuai amanat Undang-undang Nomor 13 tahun 2002 melaui
pembentukan wilayah Kota Bima. Hingga sekarang daerah yang terhampar di
ujung timur pulau sumbawa ini terbagi dalam dua wilayah administrasi dan
politik yaitu Pemerintah kota Bima dan Kabupaten Bima. Kota Bima saat
ini telah memliki 5 kecamatan dan 38 kelurahan. <Sumber>Setelah kita mengetahui sejarah singkat terbentuknya Kota Bima maka tidak enak jika kita tidak mengetahui makanan dan ciri khas Dana Mbojo (Kota Bima). Tapi sebelum itu kita lihat dulu sekilas makanan khas yang ada di Kota Bima. :D
2. Makanan Khas yang ada di Kota Bima
Setiap daerah di Indonesia pasti ada yang namanya makanan khas yaa.. sama seperti di kota bima. Jadi di Kota Bima ada banyak sekali kuliner khas Kota Bima, Sangat rugi sekali jika anda yang mempir di Kota Bima tapi tidak mencicipi sejumlah makanan khas Kota Bima, Ok langsung saja kita lihat beberapa makanan khas Kota Bima.
Pertama kita lihat sejumlah makana yang di kelompokkan dalam kata "LAUK dan SAYUR" yang biasa disebut oleh orang Kota Bima dengan sebutan "UTA dan UTA MBECA". ok langsung saja yah gan, pasti kalian sudah nggak sabar :p .
Dalam kelompok Lauk dan sayur ada yang namanya Uta palumara (Ikan berkuah asam,manis, pedas, dengan tambahan aroma khas pataha (daun kemangi)) waahh ngebayangin aja udah ngiler nih Ahahaha :D dibawah adalah gambarnya :D
Uta Palumara Londe |
Uta Londe Puru |
Uta Poco + Karamba tumi |
Uta Sepi Tumi / Jame Sepi |
Uta Mbeca Maci Ro'o Parongge |
Well,, sambal yang terkenal disana namanya sambal Doco Fo'o + Tomat (sambal yang terbuat dari cincangan buah mangga muda dan irisan tomat)
Sudah puaskah agan dengan sejumlah makanan khas Kota bima? <Sumber>
Tapi tunggu dulu. masih ada ciri khas yang belum agan tau terutama di bagian Seni Tari dan Seni Musik + Budayanya gan :D
So.. langsung saja yah gan..
3. Seni Tari dan Seni Musik + Budaya.
Ada banyak sekali yang namanya tari dan musik + adat di Kota Bima, karna itu Kota Bima sering di sebut Kota Kecil yang Unik :D dengan tari, musik + adat. langsung saja kita lihat sekilas
Pertama ada yang namanya Atraksi Gantao
Jenis tarian ini berasal dari Sulawesi Selatan dengan nama asli Kuntao. Namun di Bima diberi nama Gantao. Atraksi seni yang mirip pencak silat ini berkembang pesat sejak abad ke-16 Masehi. Karena pada saat itu hubungan antara kesultanan Bima dengan Gowa dan Makasar sangat erat. Atraksi ini dapat dikategorikan dalam seni Bela diri (silat), dan dalam setiap gerakan selalu mengikuti aturan musik tradisional Bima (Gendang, Gong, Tawa-tawa dan Sarone). Pada zaman dahulu setiap acara-acara di dalam lingkungan Istana Gantao selalu digelar dan menjadi ajang bertemunya para pendekar dari seluruh pelosok, hingga saat ini Gantao masih tetap lestari detengah-tengah masyarakat Bima dan selalu digelar pada acara sunatan maupun perkawinan).
dan yang kedua namanya Tari Wura Bongi Monca
Seni budaya tradisional Bima berkembang cukup pesat pada masa pemerintahan sultan Abdul Kahir Sirajuddin, sultan Bima ke-2 yang memerintah antara tahun 1640-1682 M. Salah satunya adalah Tarian Selamat Datang atau dalam bahasa Bima dikenal dengan Tarian Wura Bongi Monca. Gongi Monca adalah beras kuning. Jadi tarian ini adalah Tarian menabur Beras Kuning kepada rombongan tamu yang datang berkunjung.
Tarian ini biasanya digelar pada acara-acara penyabutan tamu baik secara formal maupun informal. Pada masa kesultanan tarian ini biasa digelar untuk menyambut tamu-tamu sultan. Tarian ini dimainkan oleh 4 sampai 6 remaja putri dalam alunan gerakan yang lemah lembut disertai senyuman sambil menabur beras kuning kearah tamu, Karena dalam falsafah masyarakat Bima tamu adalah raja dan dapat membawa rezeki bagi rakyat dan negeri.
yang ke tiga namanya Tari Lenggo
Tari Lenggo ada dua jenis yaitu Tari Lenggo Melayu dan Lenggo Mbojo. Lenggo Melayu diciptakan oleh salah seorang mubalig dari Pagaruyung Sumatera Barat yang bernama Datuk Raja Lelo pada tahun 1070 H. Tarian ini memang khusus diciptakan untuk upacara Adat Hanta UA Pua dan dipertunjukkan pertama kali di Oi Ule (Pantai Ule sekarang) dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Lenggo Melayu juga dalam bahasa Bima disebut Lenggo Mone karena dibawakan oleh 4 orang remaja pria.
Terinspirasi dari gerakan Lenggo Melayu, setahun kemudian tepatnya pada tahun 1071 H, Sultan Abdul Khair Sirajuddin menciptakan Lenggo Mbojo yang diperankan oleh 4 orang penari perempuan. Lenggo Mbojo juga disebut Lenggo Siwe. Nah, jadilah perpaduan Lenggo Melayu dan Lenggo Mbojo yang pada perkembangan selanjutnya dikenal dengan Lenggo UA PUA. Tarian Lenggo selalu dipertunjukkan pada saat Upacara Adat Hanta UA PUA terutama pada saat rombongan penghulu Melayu mamasuki pelataran Istana.
Dibagian musik ada yang namanya Rawa Mbojo
Salah satu seni budaya Mbojo yang merupakan ajang hiburan masyarakat tempo dulu adalah Rawa Mbojo. Seni ini adalah salah satu media penyampaian pesan dan nasehat yang disuguhkan terutama pada malam hari saat-saat penen sambil memasukkan padi di lumbung. Senandung Rawa Mbojo yang di-iringi gesekan Biola berpadu dengan syair dan pantun yang penuh petuah adalah pelepasan lelah dan pembeli semangat kepada warga yang melakukan aktifitas di tiap-tiap rumah. Sebagai selingan, dihadirkan pula seorang pawang cerita yang membawakan dongeng-dongeng yang menarik dan penuh makna kehidupan.
Syair dan senandung Rawa Mbojo didominasi pantun khas Bima yang berisi nasehat dan petuah, kadang pula jenaka dan menggelitik. Ini adalah sebuah warisan budaya tutur yang tak ternilai unuk generasi. Dalam Rawa Mbojo terdapat beragam lirik yang dikenal dengan istilah Ntoro. Ada Ntoko Tambora, Ntoko Lopi Penge, dan Ntoko lainnya. Tiap Ntoko memiliki khas masing-masing. Misalnya Ntoko Tambora dilantunkan dalam syair dan irama yang mengambarkan kemegahan alam. Ntoko Lopi Penge mengambarkan suasana laut dan gelombang. Syair dan pantun yang dilantunkan pun dikemukakan secara spontan sesuai keadaan. Itulah kelebihan dari para pelantun Rawa Mbojo. Meskipun tidak bisa membaca dan menulis, namn mereka sangan pawai melantunkannya secara spontanitas.
Untuk yang namanya Hadrah Rebana pasti ada di tempat kalian juga tapi nggak terlalu sama sperti di tempat kalian.
Jenis atraksi kesenian ini telah berkembang pesat sejak abad ke-16. Hadrah Rebana merupakan jenis atraksi yang telah mendapat pengaruh ajaran islam. Syair lagu yang dinyanikan adalah lagu-lagu dalam bahasa Arab dan biasanya mengandung pesan-pesan rohani. Dengan berbekal 3 buah Rebana dan 6 sampai 12 penari, mereka mendendangkan lagu-lagu seperti Marhaban dan lain-lain. Hadrah Rebana biasa digelar pada acara WA’A CO’I (Antar Mahar), Sunatan maupun Khataman Alqur’an. Hingga saat ini Hadrah Rebana telah berkembang pesat sampai ke seluruh pelosok. Hal yang menggembirakan adalah Hadrah Rebana ini terus berkembang dan dikreasi oleh seniman di Bima. Dan banyak sekali karya-karya gerakan dan lagu-lagu yang mengiringi permainan Hadrah Rebana ini.
Semua atraksi kesenian dan tari-tarian ini oleh Pemerintah Kota Bima selalu di gelar pada setiap perayaan hari-hari besar daerah, propinsi dan nasional bahkan untuk menyambut para tamu-tamu pemerintahan, wisatawan dan kegiatan-kegiatan ceremonial lainnya yang terpusat di Paruga Nae (tempat khusus pagelaran seni budaya dengan arsitektur khas tradisional rumah adat Bima). <Sumber>
Tapi diatas cuma gambar nah.. saya sudah siapkan video untuk Upacara Hanta Ua Pua
Selain semua itu daerah wisatanya ada looh.. tapi spertinya kalo saya cantumkan juga pasti kalian malas bacanya.. naahhh tapi tenang aja gan saya sudah sediakan videonya kok :D
Naaahh... itu semua masih belum semua.. itu cuma sebagian kecil saja looh..
kalo mau tau lebih banyak lagi yaaa... agan langsung aja pergi ke Kota Bima. udah tau tempatnya kan? kalo belum tau tempatnya, saya sediakan petanya dibawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar